Dalam membuat bell siphon kita perlu mengetahui persyaratan
atau kata lainnya aturan main, tanpa mengetahui aturan main sudah pasti bell
siphon yang kita buat akan menjadi sia-sia. Dari berbagai teori yang telah saya
obrak abrik di dunia maya alias internet, akhirnya saya menemukan aturan
mainnya, yang tentu sudah saya ramu menjadi bahasa yang sesuai karakter saya
hehe...
Jadi gini..., menurut teori, media penanaman dibagi
dalam 3 lapisan (zone), jika dengan asumsi tempat media penanaman yang digunakan memiliki
ketinggian 30 cm. Konon katanya ketinggian 30 cm adalah ukuran standart terutama untuk
sayuran seperti caisin, slada, bayam dll. Pada ukuran ini (30 cm), saya sudah
mempraktekkan dan sudah saya bagikan pengalaman itu di tulisan saya “Aquaphonic
Mini”. Bagi yang mau mencoba ukuran yang lebih pendek silahkan, mungkin
hasilnya kurang maksimal he... Langsung ya, lapisan-lapisan itu adalah:
1. Lapisan atas (zone 1). Tebal untuk lapisan ini
sekitar 5 cm. Lapisan ini adalah lapisan kering krontang, karena lapisan ini
terpapar langsung sinar matahari, terutama pada bagian permukaan. Pada lapisan
ini penguapan akibat panas sinar matahari dapat dihambat, akibatnya ganggang dan
jamur tentu tidak dapat tumbuh. Bagaimana kalo lapisan terlau tebal (> 5 cm)
atau terlau tipis (< 5cm) ?, perlu dicoba tentunya.
2. Lapisan tengah (zone 2). Tebal lapisan ini antara 15-20 cm. Lapisan
ini adalah lapisan perakaran, di tempat inilah akar tanaman akan menjulurkan
akarnya ke mana-mana untuk mendapatkan nutrisi, dan pada lapisan inilah
terjadinya pasang surut. Saat terjadi pasang, maka daerah ini akan penuh dengan
air dan pada kesempatan inilah akar tanaman dapat memperoleh nutrisi. Pada saat
surut daerah ini akan menjadi kering, tapi kering yang basah, nah loh.. gimana
tuh..?. Saat terjadi surut inilah akar tanaman, mikroba baik dan cacing
mendapatkan oksigen.
3. Lapisan dasar (zone 3). Tebal lapisan ini 5 cm. Pada
lapisan ini terdapat limbah ikan, dan limbah cacing terkumpul, tentu pada
lapisan ini juga, limbah ikan akan diurai oleh cacing dan mikroba menjadi
nutrisi, yang pada saat pasang terjadi nutrisi tersebut akan terangkat. Adanya
pasang surut, maka dareah ini selalu segar, karena oksigen yang dibawa saat
terjadi proses pengeringan pada lapisan tengah.
Nah setelah kita paham akan aturan main tentang tempat
media pananaman, sekarang kita bisa merancang bell siphon yang sesuai dengan
tempat media tanam yang kita miliki. Tentu yang menjadi pertanyaan
adalah bagaimana kita bisa mengatur supaya lapisan atas (zone 1) selalu kering, lapisan tengah (zone 2) terjadi pasang surut, dan lapisan dasar (zone 3) limbah dapat terkumpul, tentu saja kuncinya ada di
desain bell siphon.
Pada tulisan saya sebelumnya, untuk bahan yang diperlukan dalam membuat bell siphon, saya membagi bahan-bahan tersebut menjadi 3 bagian, hal itu saya lakukan dalam upaya untuk
mempermudah pemahaman.
Bagian 1. Bagian ini
saya menyebutnya sebagai "sistem air pasang", kenapa sistem air pasang ? Pertanyaan yang
bagus he… Karena ketinggian air pasang tergantung dari panjang dan pendeknya sistem ini.
Bagian 2. Bagian ini saya menyebutnya sebagai sistem air surut, mengapa demikian ?. Karena pada bagian ini terutama pada bagian ujung selang aerator, adalah bagian yang menentukan titik terendah air surut. Sebenarnya tanpa selang aerator juga bisa, kita bisa membuat lubang di mana saja, lubang itulah sebagai titik terendah air surut, saya menggunakan selang aerator sebagai titik terendah air surut karena lebih fleksibel.
Bagian ini saya namakan "sistem air pasang" |
Bagian 2. Bagian ini saya menyebutnya sebagai sistem air surut, mengapa demikian ?. Karena pada bagian ini terutama pada bagian ujung selang aerator, adalah bagian yang menentukan titik terendah air surut. Sebenarnya tanpa selang aerator juga bisa, kita bisa membuat lubang di mana saja, lubang itulah sebagai titik terendah air surut, saya menggunakan selang aerator sebagai titik terendah air surut karena lebih fleksibel.
Tinggi rendahnya air surut, tergantung dari ujung selang aerator (sistem air surut). |
Jika penjelasan di atas masih terasa sulit dipahami, tenang... karena semuanya akan saya perjelas dengan menggunakan gambar.
Nah... berikut ini akan saya jelaskan langkah demi lankah membuat bell siphon.
1. Mempersiapkan media tempat penanaman.
Contoh tempat yang saya pakai di aquaphonic edisi ke-2. |
Mengukur ketinggian tempat media tanam. |
Membuat lubang bagian dasar untuk pemasangan verlop ring. |
Memasang verlop ring. |
2. Membuat sistem air pasang.
Panjang pipa pvc menjadi penentu ketinggian air pasang. |
Memasang sistem air pasang ke media tempat penanaman. |
3. Membuat sistem air surut.
Bagian bawah., dibentuk sedemikian rupa agar air bisa masuk. |
Bagian atas, jangan sampai ada yang bocor. |
Pemasangan |
4. Membuat perisai
Lubang kecil untuk jalan air. |
Pemasangan. |
5. Selesai
Hasilnya. |
Andai masih kurang jelas, dibawah ini saya buatkan ilustrasinya.
Mohon maaf kalo banyak yang salah dari tulisan saya, semoga bermanfaat..
Terima kasih.. sekian dulu.
Cara Kerja Bell Siphon
Ada pertanyaan yang sering muncul, bagaimana cara kerja bell siphon. Saya bukan seorang ahli, tapi saya akan mencoba membantu untuk sedikit menjelaskan dengan cara-cara yang mungkin bisa lebih mudah dipahami (harapan saya he...). Mohon maaf sebelumnya apabila ada salah dan kekurangan, karena hanya seorang ahli (fisikawan mungkin he..) yang bisa menjelaskan dengan sangat detail dan mungkin benar 100%. Langsung saja ya....
Kita anggap bell siphon berada di dalam sebuah wadah. Wadah
kita aliri air dari luar (dari kolam ) secara terus menerus tanpa henti
menggunakan pompa air
Sebagai ilustrasi biar lebih mudah dipahami.. |
Bell siphon |
Proses perjalanan air
Di dalam bell siphon, air masuk melalui lubang yang ada di
bagian bawah (1) , air terus naik (2) sampai akhirnya mencapai ketinggian
maksimal (3), dan kemudian mengalir ke kolam melalui pipa bagian dalam (4) (5)
dan (6). Selama proses ini terjadi,
udara yang semula mengisi bell siphon akan terdorong keluar melalui pipa bagian
dalam (4), (5) dan (6).
Aliaran air dalam bell siphon mirip dalam sebuah selang. |
Proses terjadinya air surut.
Kunci terjadinya surut
ada di bagian (4), dimana
diameter pipa semakin mengecil (semakin mengerucut ke bawah). Air yang mengalir,
saat memasuki bagian (4) seolah-olah akan menyatu (akibat kemiringan pipa
menuju diameter yang lebih kecil) dan ikatan/gaya tarik antar partikel air semakin kuat dengan tidak adanya gangguan udara dari luar. Adanya gaya tarik, tekanan, gaya gravitasi, dll dan tidak adanya udara dari luar yang masuk ke
dalam bell siphon, membuat air yang turun (4), (5) dan (6) akan terus menarik/menyedot
air yang ada di dalam wadah untuk mengalir melaui pipa-pipa di dalam bell
siphon, dan air yang turun menjadi sangat deras/cepat, dibandingkan air yang masuk ke dalam wadah.
Karena debit air yang menuju ke kolam melalui bell siphon
(keluar melaui bell siphon) jauh lebih
besar dibandingkan air yang masuk ke dalam wadah, mengakibatkan air dalam wadah
yang semula penuh, perlahan-lahan akan berkurang atau mengalami surut.
Proses air surut berhenti.
Karena air dalam wadah terus berkurang/surut, hingga akhirnya
permukaan air mencapai ujung/dibawah selang aerator (7), sehinnga udara dapat
masuk melalui selang aerator tersebut menuju ujung bagian dalam/atas bell siphon (8)
atau (9) (salah satu tergantung mana yang kita gunakan). Adanya udara yang
masuk terus menerus melalui ujung aerator akibat air surut sudah mencapai bag
(7), bagian (3) tentu juga akan terisi
udara secara terus menerus, saat itulah ikatan air seolah-olah pecah, dan
akhirnya air akan berhenti mengalir dan proses surutpun berhenti.
Proses pasang.
Setelah proses surut berhenti (tidak ada air yang keluar
melalui bell siphon), air akan kembali naik secara perlahan, karena wadah
dialiri air dari luar secara terus menerus (dari pompa air kolam). Setelah air mencapai titik maksimal/pasang
(3), proses air surut akan terjadi lagi.
Catatan : Pasang surut akan terjadi apabila syarat-syarat
terpenuhi.
Mungkin bisa dibaca juga Masalah Seputar Bell Siphon
Makasih buat teman-teman yang sudah memberikan masukan.....
Om Nang ane yg dari kaskus account "Healdha" :)
ReplyDeleteMantep nih blognya :2jempol
tq sarannya yg pake botol sprite.
sekalian ane mau tanya lagi, klo di bagian 1 (sistem aer pasang)-nya ane modif sdikit kira2 ngaruh ga ke masalah ane ?
soalnya di daerah ane verlop ring ukuran 3/4 ga ada, adanya ukuran 1/2, jadi terpaksa aga dirubah bentuknya menyesuaikan dgn ukuran verlop ringnya, mohon pencerahannya :)
tq om
Makasih Mas Teguh Eko... Sebenarnya bisa, kita hanya perlu menyesuaikan debit air yang masuk dari kolam, dengan ukuran 3/4 bisa juga ga berfungsi ketika debit airnya terlalu kecil, karena dengan debit yang sangat kecil, ketika air sudah mencapai pasang tertinggi, air yang masuk ke "sistem air pasang" tidak akan pernah bisa saling menutup sehingga tidak terjadi surut.. Terimakasih...
DeleteOia 1 lagi, brarti keberadaan selang aeratornya hukumnya ga wajib kan ya ?
ReplyDeleteSoalnya ane liat di yutup jg ga sedikit jg yg ga pke selang aerator..
Makasih... Pertanyaan yang bisa untuk masukan saya... Keberadaanya memang ga wajib, bisa dimodifikasi pada bagian bawahnya, ketinggian air surut tergantung dari bagian bawah tempat air masuk, dan intinya sebelum ada udara dari luar masuk ke sistem maka air akan mengalir terus... terimakasih
DeleteWah informasinya sangat bermanfaat sekali mas, makasih udah berbagi. Oh ya bisa dijelaskan untuk material pada zone 1, 2 dan 3 mas? Thanks.
ReplyDeleteTerimakasih Mas Eko Andri, untuk material zone 1, 2 dan 3 sama, yaitu kerikil. Untuk akuaponik yang saya buat, 3/4 bagian menggunakan batu yang biasa untuk cor, karena kebetulan ada, meskipun agak besar, tapi bagian atas kira-kira 5-10 cm saya kasih kerikil, supaya mempermudah saat penanaman. Saya baru mencari material hidroton yang dipakai dlm hidroponik tapi belum dapet, itu mungkin lebih baik. Terimakasih Mas.
Deleteboleh beli jadi bell siphon nya gak mas?
ReplyDeleteTerimakasih Mas/Mbak.
DeleteMengapa tidak mencoba bikin sendiri dulu Mas/Mbak, tidak sulit kok. Kalo beli, kita tidak tahu ukuran media, debit air. Kecuali di tempat Mas/Mbak tidak tersedia bahan yang dibutuhkan, mungkin saya bisa bantu
Terimakasih.
kalau berkenan saya beli jadi aja mas :) (drum plastik+bell siphon-nya yg sdh dipasang, kalo media+tanamannya gak usah), tolong harga per setnya berapa mas, klo cocok saya mau ambil 4 set dulu. matur suwun sanget mas
DeleteMohon maaf Mas, saya belum bisa jika harus menyediakan drum. Mungkin begini saja, jika berkenan, Mas menyediakan medianya dan diukur tingginya berapa, nanti akan saya buatkan bell siphonnya.
DeleteJadi Mas tinggal membuat lubang dan tinggal pasang.
Mungkin jika berkenan bisa hubungi saya via email Mas.
Terimakasih
Misi numpang nanya
ReplyDeletepanjang selang aerator di dalam pipa 'bagian 2' itu berapa ya ?
Monggo.. terimakasih sudah mampir.
Deleteuntuk panjang aerator tidak ditentukan, yang penting ujung selang dan alas/wadah media tanam memiliki jarak sekitar 5 cm, dan ujung selang masih berada di atas lubang masuk air pada bagian bawah pipa surut.
Terimakasih.
MANTAp om tapi aku masih rumit gmna cara kerja. nya . teorinya ?
ReplyDeleteTerimakasih Mas Budi..
DeleteNanti akan saya tambahkan cara kerjanya Mas... tapi terimakasih lo.... tentu pertanyaan Mas Budi bisa saya jadikan masukkan untuk kesempurnaan tulisan ini.
Terimakasih Mas.
Otak loe encer banget Nang. . .!
Deleteterimakasih atas infonya.
ReplyDeleteyang saya mau tanyakan itu, apakah airnya selalu dialirkan terus menerus? karena di beberapa web lain mengatakan hanya beberapa menit saja setelah itu dimatikan airnya. terimakasih atas jawabannya.
Terimakasih...
DeleteMemang ada banyak cara kok Mas, dan saya lebih memilih mengalir terus menerus karena alasan tertentu.
Terimakasih Mas.
Nice Info
ReplyDeleteBisa mintak perkiraan biaya untuk membuat satu bellsiphonnya?
soalnya saya mau nyobak
terimakasih
Terimakasih Mas Mahaputra Anjani
DeleteUntuk biaya bell siphon murah meriah Mas hehe.. Untuk verloop, sock drat dalam, sock drat luar masing-masing Rp. 3000 an.. Tapi untuk pipa yang ukuran 3/4 ", 2" dan 2,5 " belinya harus utuh (4 meter) ditempat saya, kalo tidak ada menggunakan botol bekas juga bisa tapi cari yang tebal jadi lebih awet Mas.. Terimaksih..
bagus sekali artikelnya, sangat membantu.. :)
ReplyDeletesaya mau tanya mas, gimana menentukan debit air masuk wadah dan keluar wadah agar sistem bell siphon berjalan lancar?
apakah ada acuan untuk menentukan diameter pipa masuk wadah dan diameter bell siphon (pipa keluar wadah)?
terima kasih
Terimakasih Mas Ardyka Chandra.
DeleteCara terbaik adalah memasang kran pada pipa yang masuk ke wadah, dengan cara itu kita bisa mengatur debit yang sesuai sehingga bell siphon bisa berjalan dengan lancar.
Dari pengalaman selama ini, untuk pompa ukuran 1000 - 2000 liter/jam menggunakan bell siphon ¾ berfungsi dengan baik, kalaupun masih ada hal-hal yang kurang pas, hal2 tersebut mudah untuk diakali Mas..
Untuk acuan diameter pipa masuk terhadap bell siphon menurut yang saya alami tidak ada Mas, tapi lebih ditentukan oleh debit ait yang masuk.
Maaf kalo ada yang salah atau kurang pas Mas...
Terimakasih..
Mantep bener nih blog...pengen coba jg...mas nanang, Slemannya dimana mas?
ReplyDeleteSaya di jogja jg...
ReplyDeleteSlemannya dimana mas? Kapan2 boleh berkunjung ke rumah mas nanang kah?
ReplyDeleteTerimakasih..Mas Anonim & Mas Kresna... sepertinya sama ya he...
DeleteSaya ada di dusun Tegalasem, RT 02 RW 032 Sadonoharjo ngaglik sleman Mas....
Monggo kalo mau berkunjung dengan senang hati Mas...
Terimakasih..
Bisa inbox no hp ke kr_djati@yahoo.com mas?
DeleteMantep Mas, btw kalo aquaponic tidak memakai sitem pasang surut hanya di alirkan melalui pipa nga masalah yah? ...
ReplyDeleteterima kasih
Trimakasih Mas Daniel.
DeleteSebenarnya tidak papa Mas, terutama untuk tanaman sayur seperti slada, sawi, dll, hanya saja kita perlu menyiapkan tempat/filter yang juga berfungsi untuk proses nitrifikasi, jadi tanaman tinggal menyerap nutrisi dari air yang mengalir. Tentu berbeda jika kita menggunakan wadah dan di isi media tanam seperti batu split,pecahan genting, dll, selain bisa berfungsi penyaringan, batu2 tersebut sebagai tempat untuk menempel bakteri, dan cacing juga bisa hidup untuk ambil bagian mengurai kotoran dan kotoran cacing bisa melengkapi nutrisi untuk tanaman, tentu dengan menerapkan sistem pasang surut.
Terima kasih
oohh begitu yah mas... terima kasih masukannya, saya coba dulu, kalo saya gagal, saya tanya2 nga papa yah..
Deletesalam damai :)
Itu hanya pengalaman saya Mas, jangan dianggap sebuah kebenaran lo he...
DeleteSaya sangat setuju untuk dicoba Mas, karena akuaponik sangat dipengaruhi oleh banyak sekali faktor, terkadang kondisi sama tapi hasil bisa berbeda.
Dengan senang hati Mas, justru pertanyaan membuat kita semakin pinter dan memacu untuk belajar lebih, sebaliknya saya nanti juga ingin bertanya dari hasil percobaannya Mas Daniel, gagal atau berhasil pasti ada ilmu yang bisa diambil he....
Terimakasih Mas...
Salam Damai juga...
salam kenal...
ReplyDeletemas, kalo tidak keberatan saya ingin memesan bell siphon-nya krn saya tidak mungkin bisa membuat sendiri :)
kalo untuk drum plastik saya bisa beli di dekat2 rumah saya.
tolong harganya di email ke v.venuza@yahoo. bila harganya tidak terlalu mahal saya ingin memesan 4 set.
saya tunggu lho mas jawabannya... :)
Terimakasih
Salam kenal juga Mas/Mbak...
DeleteMungkin perlahan pikiran saya mulai berubah... hehe... Untuk sebagian orang tentu bisa membuat sendiri bell siphon, tapi sebagian yang lain karena kesibukan, keterbatasan bahan dan alat, dll... mungkin tidak bisa membuat sendiri...
Ok Mas nanti email..
Terimakasih..
dr sekian bnyak cara buat akuaponik pasang surut.. yang pling saya msih bingungin cara buat bell siphon-nya ini.. tlong mas nanang apa ada tutorial-nya di youtube? klo ada bagi dong mas... heheh klo gk ada ya bsa buatin deh mas tutorialnya... trus kirim ke email ini mas... a_basith11@yahoo.com
ReplyDeleteTerimakasih Mas Addul Basith..
DeleteSetelah saya baca kembali artikel saya ini, memang ada kekurangan yaitu kurang detil untuk langkah demi langkah pembuatannya, supaya bisa bermanfaat untuk orang banyak, nanti akan saya perbaiki menjadi lebih detail Mas, jadi bagi yang ingin membuat bisa lebih mudah.
Untuk tutorial video maaf sekali saya tidak punya Mas, kurang pede Mas hehe..
Terimakasih banyak untuk masukkannya Mas Abdul Basith.
Terima kasih Mas,
ReplyDeleteArtikelnya bagus, semoga lebih sukses lagi, amin
Aminn... Terimakasih Mas/Pak Kejoxz..
DeleteSalam kenal mas, tau ga mas, buat hydroponik yg ditanam berjajar vertikal di pralon besar, bell sifonnya kaya apa ya mas? Lalu medianya yg dipake apa juga batu saja?
ReplyDeleteSalam kenal juga Mbak Lily...
DeleteMaksudnya ditanam berjajar vertical atau horisontal Mbak... kalo vertical bertingkat ke atas sepertinya tidak pake bell siphon (kalo saya tidak salah), tapi kalo berjajar secara horisontal bisa pake bell siphon, caranya sama, hanya kita perlu siku (T) di ujung pralon dan ada tutupnya untuk tempat bell siphon.
Kalo akuaponik bisa pake batu, arang kayu, pecahan genting, zeolit, dll.. karena media media tersebut juga dipakai untuk filter dan tempat bakteri menempel.. Untuk hidropnik mungkin hanya sebatas sebagai pijakan karena nutrisi sudah disediakan, tapi maaf saya belum pernah bermain hidroponik, yang saya pelajari tekniknya saja untuk aplikasi di akuaponik..
Terimakasih Mbak Lily
Artikelnya sangat bermamfaat mas bagi pemula yg ingin belajar aquaponik, saya sudah mencoba membuat bell siphon tetapi pasang surutnya tidak berfungsi kira2 salah dimana ya mas?
ReplyDeletekalo boleh tau untuk ukuran pipa yang dipakai diatas ukuran berapa saja ya mas untuk perbandingan?
Terima kasih sebelumnya mas salam kenal:)
Terimakasih sebelumnya...
DeleteMungkin bisa lebih diperjelas letak tidak berfungsinya... apakah tidak mau surut atau surut akan tetapi tidak mau berhenti..?
Jika semua sudah sesuai, masalah yang sering timbul lebih disebabkan oleh debit air yang masuk ke media tanam...
Pompa yang digunakan ukuran berapa..?
Salam kenal juga Mas/Mbak Nara...
Mlm kang, artikelnya sangat menarik sekali... sy jadi tertarik pengen bikin akuaponik kebetulan didepan rumah ada kolam ikan kecil ukuran panjang 2.5m lebar 0.5m tinggi 0.2m kira" teknik akuaponik pada ukuran kolam ikan tersebut dapat diaplikasikan ngga ya kang? Terimakasih.. ait.. 1 pertanyaan lg kang pipa" yg digunakan untuk merakit bell siphon di atas ukurannya berapa berapa ya? Terima kasih kang..
ReplyDeleteSelamat pagi Mas Arifin...
DeleteTrimakasih Mas semoga bermanfaat.
Bisa Mas, yang penting ada ikannya, dan nanti jumlah tanaman menyesuaikan jumlah dari ikan yang kita pelihara.
Untuk ukuran bell siphon ada di artikel sebelumnya Mas, sudah ada lengkap, nanti kalo kurang jelas bisa ditanyakan, tapi untuk ketinggian bell siphon harus menyesuaikan wadah yang kita gunakan untuk menanam.. demikian Mas..
Trimakasih Mas Arifin
Mas Nanang, saya mujahid dri jakarta. Mo bikin aquaponik d sekolah mirip sm punya mas.
ReplyDeleteSaya masih kurang ngerti sm cara kerjanya. Bisa tambahin video cara kerjanya gk?
Makasih, doain mas biar berhasil aquaponik d sklh. Itung2 penghasilan + nilai biologi klo brhasil.
Makasih mas..
Salam kenal Mas Mujahid..
DeleteYang dimaksudkan cara kerja akuaponik atau bell siphonnya Mas.. Mengenai akuaponik sudah ada artikelnya, untuk bell siphon juga sudah ada Mas... tapi kalo kurang jelas bisa ditanyakan Mas... untuk video khusus membuat bell siphon untuk saat ini belum bisa memenuhi Mas, tapi beberapa sudah ada yang saya posting di youtube.. ini email saya Mas nanonkst@yahoo.com.. nanti saya kirim no HP via email jika berkenan...
Trimakasih..
Selamat pagi...
ReplyDeleteBisa pake bell siphon tapi bisa juga tidak, kalo pake bell siphon air bisa lebih tinggi, tapi jika tidak bisa mengalir saja tipis, atau menggenang tapi akar tidak boleh terendam semua.. Supaya bisa diletakkan, pralon dilobang dengan diameter seukuran gelas air mineral.. jangan lupa gelas air mineral diberi lubang yang banyak supaya akar bisa keluar..
Trimakasih..
SALAM KENAL MAS.. SAYA DR SUMENEP MADURA..
ReplyDeleteTRIMS UD BERBAGI BANYAK HAL BARU DLM BER-AQUAPONIK...
SAYA COPY BANYAK NEE
SEMOGA BS DPT PENGALAMAN N PELAJARAN BERHARGA.. TRUZ DAPAT HIKMAH UTK MENDONGKRAK POLA HIDUP SEHAT...
Salam kenal juga, Mas/Mbak...
DeleteSenang rasanya dapat kenalan dari Sumenep Madura,kalo tidak salah yang terkenal dengan garamnya he.
Silahkan diambil sesukanya... dan yang jauh lebih penting memang pola hidup sehatnya, bagaimanapun itu jauh lebih penting he...he...
Salam dari Jogja
Trimakasih.
Salam Om.... sama mau nanya nih Om....
ReplyDeletePipa 2" yg ada selang aerator ny itu posisi meletakkannya gimana ya Om..? Langsung ditaruh begitu saja sesuai gambar, atau dilengketkan om.maksud nya ada penahannya gitu Om. Kalau misalnya cuma diletakkan begitu saja, apakah nggak terangkat naik om pada saat air masuk ke dalam pipa dan naik masuk ke pipa 3/4" yg disebut air pasang...
Terimakasih atas jawabannya Om..
Salam Mas Hanif..
DeleteTinggal diletakkan begitu saja bisa mas, kalo mengapung sih enggak Mas karena udara terdorong melalui pipa bagian dalam, tapi kalo mau lebih kuat bisa pake dop/tutup pralon 2" diapitkan di verloop bawah, tapi harus dilubang dulu, jadi bisa untuk dudukan..
Kalo bagian dalam (pipa pasang) tersumbat baru pipa yang 2" akan mengapung..
Trimakasih Mas..
Terimakasih Om atas info nya..... sangat membantu sekali.... semoga sukses selalu Om.....
ReplyDeleteMalam Om....Mau tanya lg nih Om..... saya udh bikin bell shipon, saya coba dikamar mandi, dan berhasil.. tp setelah saya coba aplikasikan di kolam, kenapa ya om kadang2 sistemnya berjalan kurang lancar. Memang pada sambung2 pipa 3/4" belum saya lem. Dan pada drat ke verloop ring 3/4 juga belum saya kasij seal tape. Tpi pd pipa 2" utk sistem surut udah saya lem spy tdk ada bocor. Maslah ny kadang air yg keluar pd wktu surut kdng2 tdk deras om. Dan bisa juga saya angkat dulu sedikit pipa 2" utk sistem surut ny, baru deras air yg keluar. Kira2 permasalahannya di mana ya Om.... terimakasih banyak ya Om.....
ReplyDeletePagi Mas, kalo semua baik dari alatnya berarti yang perlu mas Hanif perhatikan adalah debit air yang masuk ke growbed...
Delete**Kalo debitnya terlalu kecil maka proses surut tidak akan terjadi, dan hanya keluar ngocor kecil tapi tidak pernah surut, itu akibat dari air yang tidak mampu saling menutup jadi debit perlu diperbesar..
**Kalo debit terlalu besar, kemungkinan besar bisa surut tapi tidak bisa berhenti jadi tidak terjadi pasang lagi, itu akibat air yang masuk ke growbed akan sama dengan air yang keluar dari bell siphon..
Alangkah baiknya dipasang kran di pipa saluran air yang masuk ke growbed...
Demikian Mas..
Trimakasih..
Terimakasih Om, jawabannya.... iya Om, masalah nya debit air yg tdk pas. Td pg saya udh coba atur debit air, dan berhasil. Saya memakai baskom yg dihubungkan dg 2 buah ember Om. Sebelum saya isi media semua berjalan lancar, antara baskom dan 2 buah ember bisa pasang dan surut bersamaan. Tapi setelah saya isi media brupa batu kerakal dan arang di beskom. Ternyata pada beskom bisa terjadi pasang surut dg baik, tetapi pada ember tdk bisa mengikuti pasang surut lagi, padahak sebelum nya bisa pasang surut dg baik Om. Posisi ember belum saya isi media lg Om. Kira2 permasalahannya ada di mana ya Om.... maaf Om jd merepotkan nih.... heee
DeleteItu penghubung antara baskom dan ember pake pralon ukuran berapa Mas.. mungkin enggak saluran penghubung terhambat media yang sudah dimasukkan..? Yang akibatnya ketika terjadi surut, derasnya air yang ke kolam tidak bisa diimbangi aliran air dari ember ke bascom...
DeleteSantai saja Mas, tapi maaf saya gak bisa langsung balas karena buka internet hanya waktu2 tertentu saja he...
Terimakasih Om atas infonya..... nggak papa Om.... iya om.... sampai pusing saya setengah hari mikirkannya jd saya bawa tidur aja Om... heee,,, utk smbungan pipa dr baskom ke ember pakai pipa 3/4" om... jd akhirny sy pkai 1 baskom aja dulu om. Ember ny sy copot, rencananya ember sy bikin terpisah aja.
ReplyDeleteSaya mulai mau bikin growbed dr kayu dan dilapisi terpal nih Om, ada saran ya Om bagaimana baik nya Om.... terimakasih Om.....
Jangan sampai pusing Mas, harus dinikmati karena prosesnya masih panjang hehe....
DeleteKalo 3/4 memang terlalu kecil Mas, saya pernah mengalami hal itu.. tekanan air dari ember tentu tidak terlalu besar apalagi sudah di isi media, ditambah lagi debit yang keluar bell siphon saat surut, besar.. jadi yang di ember tidak bisa ngimbangi... Kalo saya waktu itu pake siphon apung, jadi debit yang keluar saya kecilkan.. hasilnya semua ember bisa mengimbangi dan bisa surut sesuai harapan.. Untuk yang pakai bell siphon saya pakai pralon 1 ".
Untuk growbed dari kayu dilapisi terpal saya belum pernah mencoba, tapi kao saya kasih saran dicoba dulu dari bahan-bahan yang mudah Mas, skala tidak terlalu besar, kalo dirasa sudah mantep dapat banyak pengalaman baru kita kembangkan lebih besar lagi, karena akuaponik begitu kompleks menurut saya, tapi kalo Mas Hanif mau sekalian bereksperimen ya ndak papa Mas, saya tetap mendukung.
Trimakasih.
Terimakasih Om atas bantuannya..... sangat bermanfaat sekali Om.... ini saya bkin kolam terpal ukuran 2x2, dan di atas nya lngsung saya sambung utk growbed, ukuran 2mx0.4m tinggi 25cm dan 2mx0.6m tinggi 30cm. Yg ukuran 2mx0.4m udh sy isi media tanam dan udh berhasil memakai bell shipon. Tp yg ukuran 2mx0.6m blum sy coba lg Om... soal ny lg sibuk kerja.... saya isi ikan lele 700 ekor... cuma perkembangan nya masih d pantau terus nih Om....
ReplyDeleteWah mantep Mas...
DeleteSemoga mendapat banyak ilmu Mas...
sangat menginspirasi... mas kalau air dr kolam menuju bak filter pakai sistem SLO it menggunakan apa ? apakah alami atau ada alat hisap lg atau gmn? terimakasih
ReplyDeleteTrimakasih Mas Deni..
DeleteSLO bisa diterapkan jika filter sejajar dengan kolam, pompa diletakkan di bak filter bagian akhir, jadi secara otomatis air dari kolam akan mengalir ke filter sambil membawa kotoran. Dan SLO sendiri hanya berupa pemipaan biasa dengan menempatkan ujung pipa didasar kolam.
Jika posisi filter lebih tinggi dari kolam tentu penyedotan harus dilakukan dengan pompa.
Demikian Mas Deni. Trimakasih
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletemaaf... salam kenal ya...
ReplyDeletedari video ini https://www.youtube.com/watch?v=TfJl1LB4N58
adakah cara/solusi utk mengisi air kedalam botol yg sdh kosong tanpa di angkat seperti system bell siphon...?
sy sdh cari cara/solusi tapi belum ketemu... sepertinya dalam pikiran sy ada ide dari system bell siphon tsb, dgn cara dibalik bagian bawah utk air keluar dijadikan air masuk di bagian atas.... bisa gak ya spt itu...?
Trimakasih Mas dan salam kenal...
DeleteVideo yang sangat menarik dan menginspirasi.
Menurut saya, jika dibuat pengisian otomatis justru kurang tepat, karena air dalam proses pengisian akan mengalir terus, sementara proses penyerapan dari tanaman/tanah tidak terlalu banyak..
kalo akan dibuat otomatis, seperti halnya kita mengalirkan air biasa dan dibuat lubang buangan pada salah satu ujung dengan posisi lubang di atas jadi air masih menggenang.
caranya gimana ya...?
Deleteadakah gambar sketsanya spt apa...?
Maksut saya begini Mas, ketika kita mencoba mengisi botol otomatis supaya air terus mengalir itu sebenarnya sama saja dengan kita mengalirkan langsung tanpa botol pake selang/kran dengan debit kecil.
DeleteYang menjadi masalah jika dengan botol dibuat air mengalir terus tentu akan luber di botolnya, sama dengan kita memakai kran juga akan luber tapi di wadah penampung air dan pot.
Botol memang didesain untuk tidak dialiri terus menerus dan hanya membantu atau berjaga-jaga supaya tidak kekeringan. Jika memang mau dibuat otomatis dengan air kolam lebih baik dibuat model DFT dengan pot diisi tanah..
Trimakasih..
salam kenal mas? msaf mau tanya..kalau media tanam mau menggunakan talang air? apakah bell siphon bisa diterapkan? terimakasih.
ReplyDeleteSalam kenal juga Mas Sutanto, pada dasarnya bisa Mas, tapi dari pengalaman, kalo talang ketinggiannya nanggung jadi hanya ber-efek sedikit, itu kalo pake media, kalo sistem DFT tanpa media bisa diaplikasikan.
DeleteTrimakasih
Salam knal mas,
ReplyDeleteItu 3 zona di isi apa aj mas..
Apa ada urutan2nya biar sesuai dg kebutuhan tanaman
Makasi sblumx
Salam kenal juga Mas Romli...
DeleteSemua zona pakai media yang sama, bisa kerikil/batu split, pecahan genting ukuran kecil, yang membedakan hanya masalah pengairan... tapi saya mencoba untuk zona paling bawah ukurannya sedikit lebih besar supaya endapan yang mungkin terbawa bisa lebih banyak tertampung.
Secara keseluruhan untuk ukuran media mungkin bisa ukuran 1-2 cm, jangan terlalu besar kurang bagus, karena tujuannya bisa lebih banyak menampung bakteri sehingga proses nitrifikasi bisa terjadi lebih baik sehingga berperan pada ketersediaan nutrisi tanaman.
Trimakasih.
mas, saya bisa beli bell shiponnya nggak? tlg di email ya mas. makasih
ReplyDeleteMaaf sebelumnya, kebetulan nggak jual, tapi kalo mau buat ada masalah bisa kami pandu mbak...
DeleteSekali lagi maaf.. Trimakasih.
ok deh mas, nanti saya sering2 tanya nggak apa2 ya
DeleteMaaf ya, coba buat dulu mas, nanti kalo sudah mencoba pasti bisa karena pada dasarnya mudah kok..
DeleteDengan senang hati, santai saja...
Trimakasih
makasih mas, saya sudah mencoba buat bell siphon pertama, dan Alhamdulillah berhasil, sempet bingung buatnya tapi stelah dipikir ternyata konsepnya menggunakan mekanika fluida (materi kuliah dulu wkwk), walaupun barang2 penyusunnya agak susah didapat (di toko bangunan deket rumah saya), tapi masih bisa di akal2in. Yg saya dapatkan setelah buat sistem pasang surut, skrg baru saya tanam 2 cabai (pindah tanam), tapi cabai langsung tumbuh mulus tanpa layu (walaupun emang pembuatan sistemnya mahal buat sya huhuhu), nanti akan saya tambah anakan nila di kolam, semoga semuanya sehat sentosa.... sekali lagi makasih banget mas Nanang...
ReplyDeleteWah.. sip Mas, ikut seneng dengernya... Selama kita memahami konsepnya masalah bahan isa diakali, mau pake botol bekas juga bisa he... Semoga bisa berkembang akauponiknya, ikan dan tanaman bisa sehat semua, kalaupun ada masalah tidak papa karena dari masalah itu kita akan semakin pinter, betul kan Mas he...
DeleteTrimakasih kembali Mas... Selamat berakuaponik..
Semoga ke jawab,aku bolak balik mampir belajar ,masih lihat blognya hehe...,mau nanya mas nano :
ReplyDeletePada foto diatas aku lihat ketinggian sistem pasang surut dan perisai nya tinggi sama rata dan melebihi atas media tanam (kerikil paling atas),apakah ada perhitungan lagi untuk membagi pipa yg dipakai pada bell siphon ya ? Juga pipa sambungan dibawah ?
Terima kasih mas sebelumnya.JBU
Trimakasih Mas, coba saya jawab ya...
DeleteUntuk bell siphon jika kita lihat pada gambar ilustrasi (di atas) ada 3 bagian pipa,
1. Bagian dalam, pipa paling kecil.
Pipa bagian dalam atau yang paling kecil ini sebagai pipa penentu pasang tertinggi dan posisinya tidak rata/sama dengan kerikil (5 cm di bawah permukaan), jika bagian ini rata dengan media maka air akan sampai ke permukaan. misal mas Cipto ingin membuat pasang berjarak 10 cm dari permukaan maka bagian inilah yang harus diatur atur,sekali lagi bagian ini untuk menentukan titik pasang tertinggi.
2. bagian tengah, pembungkus pipa bagian dalam (poin 1), yang ada selangnya.
Kalo bagian ini adalah bagian penentu titik surut, untuk ketinggian pipa ini boleh sama atau dibawah permukaan media, yang penting ada jarak dengan pipa bagian dalam (poin 1) sekitar 3-5 cm, meskipun ketinggian pipa ini sama dengan media tanam, air pasang tetap tidak akan setinggi media karena pipa ini bukan penentu titik pasang. Nah untuk menentukan titik surut yang kita atur adalah selang yang ada pada pipa ini, atau kalo tidak pake selang kita bisa membuat lubang dibagian pipa ini.
3. bagian luar atau yang saya sebut sebagai perisai.
Pipa bagian ini fungsi utamanya hanya sebagai pelindung bell siphon supaya media tanam tidak ikut masuk terutama jika bell siphon kita terapkan langsung pada growbed, jika bell siphon dipasang terpisah tidak menjadi satu dengan growbed, bagian ini bisa dihilangkan. untuk ketinggian pipa perisai ini minimal sejajar dengan media tanam, kalau lebih pendek dari media tanam tentu media akan masuk ke bell siphon.
Untuk pipa sambungan bawah, bisa dibuat lurus atau melengkung dengan pipa siku, tergantung kemana akan kita arahkan, yang penting jangan dibuat banyak belokan karena akan mempengaruhi pasang surut.
Demikian Mas, semoga bisa mencerahkan.
Suwun Yo mas ...sangat mencerahkan dan mudah dapat inti points nya ,terima kasih mas,salam sukses dan terus berkarya Aquaponic nya biar tertular virus nya hehe...JBU.
ReplyDeleteSama sama Mas Cipto, semoga bermanfaat dan terus berkembang..
DeleteJBU too..
Super Sekali Tulisan nya Gan.. Sudah keliling Dunia Inet Gk cerah2 Sekali mampir kemari langsung plong.. kaya Bulan purnama tinggal aplikasinya Tunggu hari Libur Lagi Thanks Wana Wana
ReplyDeleteTrimakasih mas Jhon.. semoga bermanfaat.
DeleteSalam Wana Wana
Mau tanya mengenai sistem air pasang, misalkan tinggi grow bed 20 cm,tinggi media tanam kurang lebih 18cm,ukuran untuk ketinggian pipa air pasang kurang lebih 14 cm (air pasang maksimal), sedangkan air surut maksimal dari dasar grow bed 6 cm. Apakah sudah sesuai ? mohon pencerahannya, Terimakasih Mas Nanang
ReplyDeleteSelamat pagi Mas Ariq.
DeleteSebenarnya idealnya ketinggian growbed sekitar 30 cm. Untuk ketinggian pasang surutnya saya kira sudah cukup mengingat tinggi growbednya hanya 20 cm, mungkin surutnya diperpendek jadi 5 cm kalo bisa dan kl bisa proses pasangnya dibuat lama sehingga genangan yang terjadi di area pasang surut tidak terlalu sering dan tanaman bisa lebih banyak bernafas. Supaya proses pasang lebih lama tentu debit masuk dibuat kecil, jadi bell siphon yang kita buat juga menyesuaikan supaya pada debit kecil bisa berjalan baik/lancar. Demikian Mas.
Terimakasih atas solusinya.
Deletesama sama mas Ariq
DeletePunyaku kok gak bisa surut ya pak??? Inbox no wa.nya pak ke email arimahita@gmail.com
ReplyDeleteTrimakasih
DeleteKalo tidak bisa surut kemungkinan besar debitnya yang kurang besar. Saya kirim WA ya, di profil sebenarnya ada nomer WA saya juga.