Bingung mau ngasih judul apa, karena kali ini kami mencoba mewujudkan apa yang manjadi pemikiran sebelumnya tentang kombinasi akuaponik, kompos dan juga kascing. Pada artikel-artikel sebelumnya, kami pernah berbagi pengalaman tentang kolaborasi akuaponik & vermicomposting dan akuaponik menggunakan tanah, dan hasilnya lumayan bagus menurut kami. Memang ada kendala waktu itu, pada akuaponik vermicomposting adalah wadah yang digunakan sering tersumbat sehingga harus rutin dicek setiap hari. Untuk akuaponik tanah atau kompos, kendala yang terjadi adalah wadah yang terlalu kecil dan pendek sehingga tanah cenderung becek. Kali ini kami mencoba untuk menyempurnakan dari apa yang sudah dilakukan sebelumnya, dengan harapan hasilnya lebih baik dan kendala yang pernah dialami bisa teratasi.
Kami telah membangun 3 akuaponik yaitu akuaponik ibc, akuaponik kolam koi dan akuaponik kolam fiber dan kami ingin ketiganya memiliki sistem yang berbeda, sehingga kami punya banyak pengalaman. Khusus untuk kolam fiber, kali ini kami ingin mengkombinasikan dengan kompos dan vermicomposting karena kami ingin membangun sebuah sistem akuaponik yang alami. Dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, kami menyadari akuaponik tidaklah mudah, jumlah ikan dan kualitas pakan bisa mempengaruhi kesuburan tanaman dan jika kita mengatasi ketidaksuburan tanaman dengan menambahkan nutrisi luar yang tidak alami sepertinya ada sesuatu yang 'aneh'. Kami tidak ingin hal itu kami lakukan, kami ingin yang alami, dengan membentuk sistem akuaponik yang diibaratkan sebuah sungai kecil banyak ikan dan kanan kiri ditumbuhi tanaman yang subur.
Proses pembongkaran |
Konsep...
Konsep kami sederhana, air dari kolam ikan kami alirkan ke bak fiber dan di bak fiber tersebut kami buat menjadi 3 lapisan, yaitu :
Lapisan 1 atau lapisan paling bawah.
Lapisan ini kami isi dengan berbagai macam material, seperti batu krakal (ukuran besar), genting dan potongan-potongan pralon yang sudah tidak digunakan/sisa. Karena kotoran ikan mengalir ke lapisan ini, maka kami tidak mengisinya dengan material yang kecil supaya masih ada banyak rongga untuk kotoran ikan. Material, selain sebagai penahan lapisan atas juga berfungsi sebagai rumah bakteri yang diharapkan dapat mengurai kotoran yang masuk.
Mengisi bagian bawah dengan media. |
Lapisan 2 atau lapisan tengah.
Lapisan ini kami isi dengan media arang sekam padi, tujuannya untuk menahan lapisan atasnya yaitu kompos/kascing yang berukuran sangat kecil supaya tidak ikut terbawa aliran air. Antara lapisan 1 dan 2 kami pasang jaring ikan dengan lubang yang sangat kecil/lembut supaya bisa menahan arang sekam padi.
Lapisan tengah, arang sekam padi. |
Lapisan 3 atau lapisan atas.
Lapisan atas inilah tempat kompos dan kascing kami letakkan, selain itu cacing juga kami biarkan hidup di tempat ini. Lapisan paling atas ini sebenarnya bisa disebut lapisan vermicomposting, karena kami gunakan untuk cacing hidup dan berkembang biak. Kompos yang kami masukkan akan menjadi makanan bagi cacing. Perlu diketahui, kompos yang kami beli biasanya masih kurang 'matang', jadi tidak bisa digunakan langsung untuk menanam, untuk itulah kompos ini sengaja kami gunakan untuk pakan cacing sehingga dari kascing kami pastikan lebih aman untuk tanaman.
Lapisan kascing & kompos |
Seiring waktu, karena lapisan paling bawah adalah air, maka perlahan akan terjadi proses kapilaritas, air akan meresap naik ke lapisan sekam dan akhirnya ke lapisan vermicomposting. Dengan kondisi yang selalu basah inilah cacing akan hidup, dan dilapisan ini pula nantinya dapat ditanami berbagai sayuran karena lapisan ini banyak terdapat kascing, selain itu kita juga tidak perlu lagi melakukan penyiraman.
Cacing yang kami budidayakan. |
Kascing yang kami panen. |
Kascing dari sampah daun yang kami tampung. |
Kami belum tahu apa yang akan terjadi, karena kami masih mencoba dan mengamati, tapi tentunya akan kami bagikan terus pengalaman ini...
12 Juni2016
Setelah 1 bulan lebih berusaha mengumpulkan tanah dari sampah daun dan setelah penuh membiarkannya sambil mengamati keadaan tanahnya, akhirnya tanaman mulai kami 'tancapkan'. Kebetulan kami sudah menyiapkan benih slada meskipun belum cukup 2 minggu namun dengan hati-hati kami berusaha memindahkannya. kami kadang iseng juga memasukkan biji bijian seperti cabe, kenikir yang ternyata sekarang tumbuh he...
Keadaan tanah selalu basah tapi tidak becek, jadi kami benar-benar tidak perlu melakukan penyiraman. O iya yang terjadi pada kolam, airnya menjadi berwarna coklat kehitam-hitaman akibat dari lapisan pupuk kandang, tapi semua ikan dalam keadaan baik-baik saja tidak ada masalah.
Harus super hati-hati memindahkan benih slada yang masih sangat muda. |
Semoga semuanya bisa tumbuh subur. |
Trimakasih..
No comments:
Post a Comment