Seperti yang telah kami utarakan pada Update Akuaponik IBC 2017_#1, untuk menambah nutrisi tanaman cabe yang kami tanam di growbed baru, kami menambahkan 5 kg lele yang setelah dihitung jumlahnya 380 ekor. Kami tak pernah memperkirakan bahwa yang kami beli terlalu banyak, tapi semua sudah terjadi mau tak mau tetap harus dipelihara.
Lele baru kami. |
Tidak sampai 2 hari, bencana mulai datang, ikan nila yang juga kami beli mulai mati satu persatu, dan beberapa hari berikutnya ternyata tak kunjung berhenti. Tanggal 8 Maret sepulang kerja, kami kaget karena mendapati 4 ekor ikan nila mati, yang lebih parah, ada 1 ekor yang sangat besar ikut mati. Sore itu juga kami langsung kuras dan kami buatkan filter tambahan khusus untuk air yang menuju kolam nila, semua serba dadakan untuk antisipasi kematian yang lebih banyak lagi.
Pengurasan kolam, gurame terlihat besar-besar he.. |
Melihat banyak ikan yang mati tanpa tanda tanda luka di tubuhnya, kami mulai curiga bahwa ini mungkin karena tingginya amoniak akibat banyaknya lele yang kami masukkan di kolam satunya. Karena kolam lele dan nila saling terhubung dalam satu filter, sehingga akan saling mempengaruhi. Akibat banyaknya ikan lele, kotoran menjadi banyak, belum lagi filter yang diterapkan. Selama ini filter hanya untuk jumlah ikan sekitar 100-200 ekor.
Dugaan itu mulai terlihat jelas ketika ada ikan nila yang sudah 80% dikatakan mati, karena sama sekali terkapar di dasar tanpa ada gerakan sedikitpun, mungkin hanya sesekali membuka mulutnya, itupun sudah sangat lemah sekali. Pada kondisi itu, ikan kami angkat dan kami masukkan ke ember dan diisi air bersih. Walau lama, tapi ternyata ikan tersebut perlahan mulai sehat, bahkan setelah mungkin lebih 1 jam, ikan tersebut dapat berenang seperti ikan yang sehat. Kejadian ini. bagi kami semakin membuktikan bahwa kematian nila kemungkinan besar akibat tingginya amoniak.
Yang hampir mati hidup lagi. |
Sore itu juga kami berusaha memutus aliran air dari filter ke kolam nila & gurame, agar amoniak tidak cukup banyak di kolam nila, dan sementara untuk sirkulasi air kami gunakan pompa cadangan. Setelah kami ganti air baru sekitar 80%, kami buatkan filter mini dari ember cat 25 kg, yang kami isi pecahan genting dan arang kayu pada bagian bawah, bagian atas kami masukkan dakron (kapas filter).
Penambahan filter mini. |
Media dakron bagian atas. |
Disaring lagi. |
Skema filter mini, yang warna coklat berupa media. |
Setelah 1,5 jam bekerja dikejar waktu karena ada kegiatan lain, akhirnya selesai juga, lega walau waktu belum tahu hasilnya.
Bagaimana nasip lele dan gurame...?
Awalnya kami menduga kematian nila yang begitu banyak akibat jamur, atau penyakit lain, karena memang ada beberapa seperti terserang jamur walau tak parah. Kami sempat kawatir jika lele dan gurame juga akan tertular, tapi sampai hari ini, kematian lele hanya sekitar 5 ekor, dan gurame yang tercampur dengan nila sama sekali tidak ada masalah, mereka terlihat sehat.. amin.
Memang sangat bertolak belakang dengan nila, dalam situasi nila banyak yang mati karena kemungkinan tingginya amoniak, ikan lele justru tetap sehat bahkan lahap makan, kadang-kadang saat kami datang mereka akan bergerombol miminta makan, seperti tak ada masalah sama sekali.
Dan untuk gurame, mereka tetap mau makan, karena daun talas dan kangkung yang kami berikan semakin lama habis juga, walau tak pernah kami lihat kapan meraka makan, maklum gurame ikan pemalu menurut kami he...
Dan kemarin 10 Maret, untuk antisipasi hal-hal yang tak diiginkan lagi, kami mulai menguras & memperbaiki filter dan menambahkan media untuk rumah bakteri. Untuk filter mini tetap kami pasang, hanya saja aliran dari filter yang biasa dibypass ke kolam, kami tidak lakukan lagi. Dalam proses pembersihan, ternyata kami temukan lagi 3 bangkai ikan nila tapi sudah tak berbau, parah.... he...he...
Semoga semua penghuni akuaponik ibc semakin betah dan sehat lagi dan tanaman di akuaponik ibc semakin tambah subur.
Semoga cabenya tumbuh subur. |
Salam Akuaponik.
sepertinya overload... seharusnya tingkat densitas ikan adl maks 17kg/m3 utk mengamankan kondisi pd sistem media growbed yg menggunakan kerikil sebagai media tanamnya. Bila tingkat densitas ikan melebihi nilai aman tsb, maka seharusnya ditambah filter; dlm hal ini cukup digunakan filter solids separator dg vol sebesar 25% dr vol kolam ikan. Maka kolam ikan dpt diisi dgn densitas ikan maks sampai 50kg/m3. Solids separator akan mengumpulkan padatan ikan di dasar filter tsb sebesar 54% dari total kotoran ikan.. sehingga utk mengurangi kadar amonia maupun mengurangi penyumbatan sistem, kotoran pd solids separator tsb hrs rutin dibersihkan setiap 3-5 hr sekali, dan kotoran tsb dpt digunakan utk menyiram tanaman yg ditanam pada media tanah...
ReplyDeleteTrimakasih sekali Mas Herman Sahari untuk ilmunya...
DeleteIya Mas, sepertinya memang kelebihan dari ikan yang kami masukkan, selama ini kami mempertahankan jumlah ikan antara 50-100 ekor saja, dengan total volume kolam 1000-1200L L dengan filter total filter sekitar 250-300 L, tapi karena jumlah ikan sudah mulai habis kami konsumsi dan ingin menambah growbed untuk menanam cabe, kami bernafsu menambah jumlah ikan yang terlalu banyak.
Pengalaman berharga bagi kami, tapi sekarang setelah penambahan filter dan memperbaiki filter yang lama dengan menghilangkan pengganjal sehingga volume bisa lebih besar, sudah tidak ada lagi ikan yang mati, dan ikan nila di ibc 2 sudah mau menghabisakan makanan yang kami berikan, sepertinya sistem sudah mulai normal kembali.
Trimakasih Mas Herman, kami akan coba cocokkan data yang kami miliki dengan ilmu yang telah diberikan.
Trimakasih.