Saturday, 1 April 2017

Sistem Aliran Atas (Akuaponik IBC)

Ketika harga cabe melonjak tinggi sampai berbulan-bulan dan tak turun-turun, sementara cabe yang kami tanam di pot sudah 'prontos' karena setiap hari dipetik, akhirnya kami mencoba menambah growbed untuk menanam cabe dengan mengembangkan akuaponik ibc yang sudah ada.

Sinar matahari...
Kendala utama kami setelah kebun kami terhalang tembok 2 lantai dari arah timur adalah pencahayaan, sehingga kami harus mencari posisi yang tepat supaya pencahayaan bisa maksimal. Posisi yang kami pertimbangkan tidak hanya arah matahari dari timur ke barat, tapi juga posisi matahari yang bergerak dari utara ke selatan dan sebaliknya.
Karena sebelah utara dan selatan kebun terhalang tembok, demikian juga barat dan timur maka lokasi yang kami pilih di tengah jadi saat matahari bergerak ke utara selatan posisi tersebut masih mendapatkan sinar, selain itu jarak dengan kolam ibc tidak terlalu jauh.

Growbed & media tanam...
Kami menggunakan sistem yang lebih sederhana yaitu sistem aliran atas. Sistem ini mirip dengan yang kami terapkan pada akuaponik ikan koi  yang kami bangun pada akhir tahun 2013, yang pada waktu itu kami menanam salah satunya paprika dan berhasil. Sistem yang sekarang dangan yang sebelumnya terdapat perbedaan walau sangat mirip. Sistem sekarang tidak menggunakan bell siphon, jadi air dikocor dari atas di dekat tanaman dan ketinggian air di growbed dibuat konstan sekitar 5 cm dari dasar growbed. Cara ini kami pilih karena jauh lebih sederhana dan tidak membutuhkan bahan yang terlalu banyak, selain itu sudah banyak diterapkan dan berhasil. 

Sistem aliran atas.

Dalam membuat sistem ini, kami hanya membutuhkan ember, strimin besi dan pipa paralon sebagai aliran air. Ember cukup murah, waktu itu kami beli seharga Rp13.000,- , kebetulan pipa kami menggunakan sisa sisa yang tidak terpakai, dan strimin kami manggunakan dari sisa pembuatan kandang ayam.
Dalam sistem aliran atas tersebut, kami menggunakan media arang kayu yang secara kebetulan juga sudah ada, bekas media tanam pada growbed ibc sebelum diganti kerikil. Sebenarnya kami memilih media tersebut bukan karena kebetulan ada, tapi disisi lain karena media tersebut sangat ringan dan itu sangat kami pertimbangkan mengingat lokasi untuk menanam berada di atas dan hanya ditopang oleh papan kayu. Selain ringan, media arang kayu tersebut memiliki daya serap yang tinggi dibandingkan dengan batu kerikil, sehingga kelembapan dapat terjaga baik dan saat terjadi pemadaman listrik lama pada siang hari, kemampuan daya serap arang terhadap air bisa menjadi 'andalan', terutama jika perakaran belum mencapai ke dasar.
Untuk antisipasi supaya media tidak digunakan sebagai sarang semut, seperti pengalaman sebelumnya, kami membuat ukuran arang lebih kecil, sehingga dapat meminimalkan terciptanya rongga antar arang tersebut dan untuk menjaga supaya pipa aliran air tidak mudah tersumbat oleh pecahan arang, kami memasang strimin.





Aliran air...
Untuk akuaponik ibc, aliran air yang disalurkan ke growbed tidak mengandalkan gravitasi, seperti pada akuaponik kolam fiber dan akuaponik kolam koi, tapi kami langsung menggunakan pompa. Karena yang kami gunakan langsung dari pompa maka untuk tanaman cabe ini kami tidak menempatkan terlalu tinggi jadi aliran air masih terjangkau oleh kekuatan pompa. 






Dan supaya aliran air dapat terbagi dengan baik tanpa menggunakan kran di masing masing ember, pipa aliran dibuatkan lubang kecil sekali sehingga masing masing ember alirannya bisa merata. 

Ikan...
Seperti yang kami utarakan pada Update_Akuaponik Ibc 2017_1 supaya nutrisi lebih maksimal karena yang kami tanam adalah tanaman sayuran buah, maka kami mengganti ikan pada ibc 1 dengan ikan lele sebanyak 380 ekor, dan ibc 2 tetap masih sama berisi ikan nila dan gurame. Sempat mengalami masalah di awal karena lele yang kami masukkan terlalu banyak sehingga kemungkinan amoniak tinggi dan menyebabkan ikan nila yang lebih rentan daripada lele dan gurame menjadi korban, tapi setelah penambahan filter dan juga pengganjal filter (tong) dihilangkan supaya volume filter lebih besar, sekarang keadaan sudah normal kembali.






Penanaman...
Setelah sistem selesai, tidak langsung kami tanami tapi kami biarkan selama 1 minggu, harapan kami biar ada banyak endapan di dasar ember, selain itu, supaya  arang yang kami masukkan sebagian besar sudah basah secara merata. Benih yang kami tanam adalah benih cabe rawit yang bijinya kami ambil dari cabai yang kami beli di warung yang tentunya kami pilih yang sudah matang sekali dan terlihat bagus. Dari biji tersebut kami tebar di pot dengan media tanah dan setelah daun sekitar 4 helai kami pindah ke growbed.





Penanaman 11 Maret 2017


Perkembangan tanaman...
Jujur kami berharap banyak pada tanaman cabe ini, selain kebutuhan, juga karena sistem ini baru sekali kami terapkan. Hampir setiap pagi kami pantau, supaya kami benar-benar bisa melihat progres perkembangannya. dan sampai hari ke-17 tanaman terlihat hiaju meski terkadang ada sedikit semburat kuning dan ada 1 yang kurang bagus.









Semoga tanaman semakin subur dan berbuah lebat amin...

Ini saya sudah buatkan dalam versi video, semoga bermanfaat.



Update di sini

4 comments:

  1. Superr sekali mas ... Semoga saya bisa menirunya .. Hehe

    ReplyDelete
  2. Mantab mas, perlu ditiru nih, kalau langsung masukkan biji benih ke growbed tanpan disemai dulu bisa ngga ya mas?

    ReplyDelete
    Replies
    1. sangat bisa mas, tapi pastikan biji masih bagus belum masa kadaluarsa. Dan jangan ditempatkan tepat di bawah kocoran.

      Delete