Mas Tirta hanya bisa melongo. |
Niat kami memberi makan ikan wader berupa semut hitam yang banyak singgah dibalik daun pohon mangga, ternyata hanya karena lupa, berakibat fatal pada salah satu ikan koi kami.
Seperti biasa, kami sering melakukan pemangkasan, dan ketika mendapati banyak semut yang bersembunyi di daun, maka daun-daun tersebut langsung kami masukkan ke kolam, dalam sekejab kawanan ikan wader akan langsung 'menyambar' semut semut tersebut. Tapi sayang, ranting pohon beserta daun yang kami masukkan dalam jumlah banyak lupa untuk diangkat hingga keesokan harinya. Pagi pagi saat memberi makan ikan koi, ternyata salah satu ikan koi sudah mengambang, dan lagi lagi korbannya adalah ikan yang sudah masanya bertelur dengan perut yang sudah begitu besar.
Seperti dugaan sebelumnya, ikan koi yang sudah waktunya bertelur dengan perut yang sudah besar akan sangat riskan, jika listrik mati beberapa jam, maka ikan-ikan tersebut yang pertama akan merasakan dampaknya. Kebetulan kali ini bukan karena listrik mati, tapi kemungkinan besar akibat dedaunan yang seharian sampai pagi tidak diangkat. Akibat ranting dan daun yang begitu banyak membuat ruang geraknya sangat terbatas atau bisa juga sirkulasi air menjadi tidak lancar sehingga amoniak di area tertentu menjadi tinggi.
Perutnya sudah begitu besar. |
Untuk koi yang mati, kejadian itu pada bulan Maret, nah yang terbaru ini terjadi lagi kematian ikan, tapi bukan koi melainkan ikan sapu-sapu.
Waktu itu, malam-malam bersama mas Tirta main di kolam koi, dengan menggunakan tongkat kecil berusaha mengganggu ikan sapu-sapu. Tak disangka, begitu ikan disentuh yang terjadi justru ikan melayang dengan perlahan tubuhnya membalik, sesuatu yang aneh menurut kami. Kami coba sentuh lagi ternyata sama sekali tak ada reaksi, dan setelah kami angkat ternyata ikan sudah mati.
Selamat jalan ikan sapu sapu. |
Entah kenapa ikan sapu sapu tersebut bisa mati, padahal ikan tersebut terkenal bandel. Apakah karena usia, karena ikan tersebut sudah kami pelihara selama kurang lebih 5 tahun, usia itu belum termasuk saat masih ditempat penjual.
Terimakasih koi dan sapu-sapu yang sudah berbakti menyuburkan sayuran kami.
Karena ikan koi sekarang tinggal 5 ekor dan sapu-sapu tinggal 1 ekor maka ikan grasscarp yang kami pelihara di kolam fiber kami pindah ke kolam koi. Sama seperti koi, ikan grasscarp kami pelihara untuk 'klangenan' he...
Jadi sekarang penghuni kolam koi ada 5 ekor koi, 2 ekor grasscarp, 1 ekor sapu sapu, 1 ekor tawes, ratusan ikan wader dan 2 ekor kotes yang jarang sekali terlihat.
Dan inilah sayuran dari kotoran ikan yang kami pelihara di kolam koi.
Di growbed ini (gambar atas) ada sawi, loncang dan juga cabe rawit yang tumbuh baik. Cabe sering dipetik dan untuk loncang kami mengambil hanya seperlunya dan itupun kami ambil daun yang tua, yang muda kami biarkan tumbuh.
Sawi hijau yang akan segera dipanen. |
Cabe keriting yang terus berbuah dan sering dipetik. |
Selain ikan, siphon apung inilah yang berjasa mengatur 'ritme' air di growbed sehingga air tidak terus menggenang dan tanaman bisa tumbuh baik. Sampai sekarang siphon masih berjalan sangat baik tanpa masalah dengan debit untuk masing masing growbed yang begitu kecil.
Trimakasih & Salam Akuaponik
Wana Wana
No comments:
Post a Comment