Secara kebetulan, kami belum pernah melihat jembak secara langsung di alam liar, tapi dari nama lain jembak yaitu selada air bisa diketahui hidupnya di air he...
Dulu kami pernah menanamnya, ketika itu kami mengkombinasikan akuaponik dan vermicomposting dan hasilnya bagus, tanaman jembak tumbuh subur dan bisa kami nikmati, sensasi 'kres kres' saat dikunyah seperti menjadi cirikhas jembak. Sayang karena hama, perlahan tanaman jembak mulai menghilang di kebun kami.
Sekarang kami mencoba menanam lagi, karena selain kesukaan istri, kami ingin ada berbagai jenis sayuran di kebun kami meskipun tidak banyak. Kali ini kami menanam di akuaponik kolam koi.
Sebelumnya, media tanam yang kami gunakan adalah arang kayu, sekarang kami menggunakan media tanam pasir malang, dengan sistem pasang surut menggunakan siphon apung.
Beberapa hari setelah ditanam. |
Bibit jembak mudah didapatkan, cukup kita belanja di pasar, kita ambil daun dan batang mudanya untuk dimasak dan batang tua yang ada akarnya bisa kita tanam, jadi mirip kangkung. Menanamnya juga cukup mudah, dari batang yang panjang, bisa kita kubur sebagian yang ada akarnya, atau bisa semua batang, tapi jangan terlalu dalam, paling hanya 1-2 cm saja. Seperti gambar di bawah ini, bagian yang tidak dikubur dan bagian yang dikubur sama sama tumbuh tunas.
Tunas bermunculan. |
Biasanya saat tidak menanam tapi ingin memasaknya, kami membeli di pasar paling tidak 3 ikat, meski terlihat banyak tapi saat disayur jadi sedikit, untuk itulah kami menanam tidak hanya 1 ember, tapi 2 ember sekaligus, harapannya sekali panen cukup untuk kami nikmati bersama.
Usia sekitar 3 minggu setelah ditanam. |
Mengenai gizi, kami kira semua sayur memiliki kandungan gizi yang baik, kami hanya percaya semakin banyak kita mengkonsumsi berbagai jenis sayur dan buah, maka kandungan gizi yang masuk ke tubuh kita akan semakin lengkap.
Salam Akuaponik
Wana Wana